Thursday 21 April 2016

Technological Perfection "The Destruction of The Earth Whole"

Teknologi telah menjadi “Tuan” yang memperbudak “Raja‟, bahkan “Dewa” yang menuntut pengorbanan dari manusia.

Harus diakui bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan pencapaian tertinggi dalam kehidupan manusia, dan  penerapannya dapat memberi banyak manfaat bagi seseorang untuk peningkatan kualitas hidup dan meringankan beban hidup. Kemajuan Teknologi yang berkembang pesat sepanjang waktu diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Perkembangan teknologi informasi memang sangat menentukan masa depan anak bangsa, apalagi sekarang ini zaman globalisasi.

Namun apa jadinya jika teknologi menguasai dunia, segala pekerjaan manusia diambil alih oleh robot, manusia hanya akan menjadi otak dari komputer dan robot yang mengerjakan segalanya. Peristiwa seperti itu mustahil untuk tidak terjadi di masa sekarang ini.Penciptaan robot layaknya manusia dan megerjakan pekerjaan manusia sudah ada di beberapa negara maju yang teknologinya berkembang sangat pesat seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Teknologi informasi dan kehidupan masyarakat akan menjadi erat hubungannya dengan adanya media informasi, di era informasi mengakibatkan ketergantungan pada sumber energi, sumber pangan, dan sumber strategis lainnya. Dari berbagai masalah yang timbul akibat internet dan teknologi, teknologi juga memiliki manfaat yang banyak mulai dari mempermudah komunikasi, menambah wawasan, dll.

Untuk masa sekarang dan yang akan datang dampak negatif dan positif teknologi bergantung pada individual masing-masing pengguna. Teknologi bisa saja menjadikan penggunanya sebagai budak karna mampu mengambil waktu yang dimiliki seseorang, walaupun manusialah yang menciptakan teknologi. Semoga teknologi sempurna tidak menjadikan kehancuran untuk bumi yang sempurna ini. (wassalam)

Umar bin Abdul Aziz "Cinta Terpendam Melawan Hawa Nafsu"


Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam. "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempatnya (QS. An-Naziat : 40-41) ." 

Cinta benar-benar sebuah cobaan untuk setiap makhluk berperasaan, tapi akankah kita dikuasai oleh cinta itu sendiri atau kita mampu membimbing cinta itu menuju jalan surga Allah ? seperti kisah “cinta yang tak sampai” Umar bin Abdul Aziz.

Dikisahkan Umar bin Abdul Aziz sempat menaruh hatinya pada sorang budak milik istrinya, Fatimah binti Abdul Malik. Gadis itu merupakan budak yang dihadiahkan oleh ayahnya khalifah Abdul Malik bin Marwan, pada dasarnya ia adalah tawanan perang yang kemudian menjadi budak. Namun karna parasnya yang cantik membuat Umar bin Abdul Aziz jatuh hati kepadanya.

Sebelum menjadi khalifah Umar berkali-kali meminta agar Fatimah bisa mengibahkan budak itu kepadanya tapi sayangnya Fatimah menolak keinginan suaminya. Karna budak itu sangat cantik membuat sang istri cemburu padanya, wajarlah jika wanita memiliki rasa cemburu dan takut kehilangan.

Namun suatu kisah Umar jatuh sakit akibat kelelahan mengatur pemerintahannya. Untuk menghibur sang suami Fatimah membawa gadis yang telah Umar idamkan sejak lama, tapi tanpa sepengetahuan sang istri Umar sudah lama memcoba untuk menghilangkan rasa cintanya karna impian terakhirnya adalah masuk kedalam surga Allah, seperti dalam yang tertulis dalam Al-Qur'an "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat (nya).” (An-Naziat 40-41).

Karna itu Umar dengan tegasnya menolak hadiah dari sang istri. Jauh sebelum itu, gadis yang dicintai Umar rupanya  memiliki perasan yang sama terhadap Umar. Namun Umar malah berkata: "Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,". Akhirnya gadis itu diberikan kepada seorang pemuda lain yang pantas mendapatkannya.

Karna Sedih dengan perlakuaan Umar akhirnya gadis itu bertanya, "Umar, dulu kamu pernah mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?" Umar bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, "Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam!". Tidak ada cinta yang padam dihati Umar, bahkan perasaannya kian berkobar. Inilah yang memenangkan cinta atas Allah dibanding cinta terhadap makhluknya. Semoga kita bisa mengikuti kegigihan Umar melawan hawa nafsunya. (wassalam)