Tuesday 23 August 2016

Cara Menyelesaikan Masalah Akar Dengan Excel

Akar ? yaa Excel Ajah

Assalamualaikum, sekarang saya akan memberikan cara penyelesaian untuk materi akar pada matematika, karrna dari itu saya membawa hasil presentasi saya buat kawan-kawan sekalian, selamat mencoba !!! Semoga dimudahkan yah :D

Thursday 21 April 2016

Technological Perfection "The Destruction of The Earth Whole"

Teknologi telah menjadi “Tuan” yang memperbudak “Raja‟, bahkan “Dewa” yang menuntut pengorbanan dari manusia.

Harus diakui bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan pencapaian tertinggi dalam kehidupan manusia, dan  penerapannya dapat memberi banyak manfaat bagi seseorang untuk peningkatan kualitas hidup dan meringankan beban hidup. Kemajuan Teknologi yang berkembang pesat sepanjang waktu diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Perkembangan teknologi informasi memang sangat menentukan masa depan anak bangsa, apalagi sekarang ini zaman globalisasi.

Namun apa jadinya jika teknologi menguasai dunia, segala pekerjaan manusia diambil alih oleh robot, manusia hanya akan menjadi otak dari komputer dan robot yang mengerjakan segalanya. Peristiwa seperti itu mustahil untuk tidak terjadi di masa sekarang ini.Penciptaan robot layaknya manusia dan megerjakan pekerjaan manusia sudah ada di beberapa negara maju yang teknologinya berkembang sangat pesat seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Teknologi informasi dan kehidupan masyarakat akan menjadi erat hubungannya dengan adanya media informasi, di era informasi mengakibatkan ketergantungan pada sumber energi, sumber pangan, dan sumber strategis lainnya. Dari berbagai masalah yang timbul akibat internet dan teknologi, teknologi juga memiliki manfaat yang banyak mulai dari mempermudah komunikasi, menambah wawasan, dll.

Untuk masa sekarang dan yang akan datang dampak negatif dan positif teknologi bergantung pada individual masing-masing pengguna. Teknologi bisa saja menjadikan penggunanya sebagai budak karna mampu mengambil waktu yang dimiliki seseorang, walaupun manusialah yang menciptakan teknologi. Semoga teknologi sempurna tidak menjadikan kehancuran untuk bumi yang sempurna ini. (wassalam)

Umar bin Abdul Aziz "Cinta Terpendam Melawan Hawa Nafsu"


Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam. "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempatnya (QS. An-Naziat : 40-41) ." 

Cinta benar-benar sebuah cobaan untuk setiap makhluk berperasaan, tapi akankah kita dikuasai oleh cinta itu sendiri atau kita mampu membimbing cinta itu menuju jalan surga Allah ? seperti kisah “cinta yang tak sampai” Umar bin Abdul Aziz.

Dikisahkan Umar bin Abdul Aziz sempat menaruh hatinya pada sorang budak milik istrinya, Fatimah binti Abdul Malik. Gadis itu merupakan budak yang dihadiahkan oleh ayahnya khalifah Abdul Malik bin Marwan, pada dasarnya ia adalah tawanan perang yang kemudian menjadi budak. Namun karna parasnya yang cantik membuat Umar bin Abdul Aziz jatuh hati kepadanya.

Sebelum menjadi khalifah Umar berkali-kali meminta agar Fatimah bisa mengibahkan budak itu kepadanya tapi sayangnya Fatimah menolak keinginan suaminya. Karna budak itu sangat cantik membuat sang istri cemburu padanya, wajarlah jika wanita memiliki rasa cemburu dan takut kehilangan.

Namun suatu kisah Umar jatuh sakit akibat kelelahan mengatur pemerintahannya. Untuk menghibur sang suami Fatimah membawa gadis yang telah Umar idamkan sejak lama, tapi tanpa sepengetahuan sang istri Umar sudah lama memcoba untuk menghilangkan rasa cintanya karna impian terakhirnya adalah masuk kedalam surga Allah, seperti dalam yang tertulis dalam Al-Qur'an "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat (nya).” (An-Naziat 40-41).

Karna itu Umar dengan tegasnya menolak hadiah dari sang istri. Jauh sebelum itu, gadis yang dicintai Umar rupanya  memiliki perasan yang sama terhadap Umar. Namun Umar malah berkata: "Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,". Akhirnya gadis itu diberikan kepada seorang pemuda lain yang pantas mendapatkannya.

Karna Sedih dengan perlakuaan Umar akhirnya gadis itu bertanya, "Umar, dulu kamu pernah mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?" Umar bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, "Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam!". Tidak ada cinta yang padam dihati Umar, bahkan perasaannya kian berkobar. Inilah yang memenangkan cinta atas Allah dibanding cinta terhadap makhluknya. Semoga kita bisa mengikuti kegigihan Umar melawan hawa nafsunya. (wassalam)

Thursday 17 March 2016

Pemuda Sejati adalah Ali bin Abi Thalib

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

“Mendengar seseorang yang akan melamar wanita membuat jantungmu berdetak lebih cepat, Apa itu cinta ?”. Itulah yang dirasakan oleh Ali bin Abi Thalib ketika mendengar seorang sahabat Nabi yang sangat dekat dengan Rasulullah akan melamar Fatimah Azzahrah Putri kesayangan Muhammad ibn Abdullah. Dia adalah Khalifah pertama, lelaki yang iman dan akhlaknya tak perlu di ragukan, siapa lagi kalau bukan Abu Bakar Ash Siddiq.

Kabar mengejutkan itu datang bagaikan grenade yang menghancurkan semangat Ali. Bagaimana tidak, Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang berperan penting dalam menyerukan agama Allah bahkan jika dibandingkan dengan Ali dia tidak ada apa-apannya. Ali hanya percaya bahwa Allah telah mengujinya karna merasa ia telah dibandingkan dengan Abu Bakar. Ketaatan yang di miliki Abu Bakar membuat Ali kehilangan semangat untuk berjuang, terlebih lagi seperti yang ia ketahui peran penting Abu Bakar dalam menyebarkan dakwah, para bangsawan yang telah memeluk islam berkat Abu Bakar, dan banyak budak yang dibebaskan karna pembelaan Abu Bakar.

Bagaikan langit dan bumi Ali tidak ada apa-apanya bahka dia hanyalah pemuda yang berasal dari keluarga yang miskin. “Aku mengutamakan kebahagian Fatimah diatas cintaku” itulah yang terlintas di benak Ali ketika mendengar berita itu. Cinta memang membutuhkan pengorbanan termasuk mengorbankan perasaan sendiri, apalagi Abu Bakar adalah  sahabatnya, hal itu yang membuat Ali merasa yakin bahwa Fatimah akan bahagia jika bersama Abu Bakar.

Waktupun berlalu, Allah kembali menabur bibit harapan kepada Ali, mendengar kabar bahwa lamaran Abu Bakar ditolak membuat semangat Ali kian berkobar dan senantiasa memantaskan diri untuk melamar putri baginda Rasulullah. Namun, rupanya ujian yang datang tak berhenti sampai disitu saja. Setelah lamaran Abu Bakar ditolak datanglah seorang lelaki yang gagah perkasa, yang memisahkan antara yang haq dan yang bathil, yang mampu membuat syaitan berlari ketika melihatnya, serta membuat musuh-musuh Allah bertekuk lutut. Umar bin Khattab.

Ali hanya bisa kembali berserah diri  kepada Allah, sebab ia tahu Allah selalu memberi yang terbaik untuk hamba-hambanya. Tak lama setelah Umar melamar, penolakan lamaran kembali terdengar tapi hal itu membuat Ali bingung sendiri, sebab bagaimana mungkin lamaran kedua sahabat terdekat Rasulullah ditolak padahal keimanan Abu Bakar dan Umar bin Khattab tidak dapat diragukan lagi. Atau apa mungkin Rasulullah menunggu seorang pemuda tampan yang elegan seperti Sa’d ibn Mu’adzkah.

Berbagai macam hal mulai timbul di pikirkan Ali. Tapi itu tidak menghalangi niat Ali untuk melamar putri kesayangan Rasulullah. Semangat yang dimiliki kian berkobar hingga membuat Ali memberanikan diri untuk melamar Fatimah walaupun hanya bermodalkan satu set baju besi. Karna ia tahu pemuda sejati ialah yang mampu bertanggung jawab atas cintanya dan siap memikul resiko terhadap pilihannya. Itu lah Ali bin Abi Thalib.

Takdir Allah memang tidak pernah kita ketahui. Seorang khalifah pertama umat islam Abu Bakar dan seorang pemisah antara haq dan bathil Umar bin Khattab tidak mendapatkan restu dari Rasulullah untuk menikahi putrinya namun pemuda miskin yang bermodalkan satu set baju besi adalah pilihan Rasulullah untuk menjadikannya sebagai pendamping hidup Fatimah. 


Allah adalah zat yang Maha Kuasa, ketidak mungkinan bisa menjadi terwujud, apalagi dalam hal jodoh. Masyaallah ketika Fatimah telah menikah dengan Ali bin Abi Thalib, rupanya hal yang sama juga dirasakan oleh putri Rasulullah. Diam-diam Fatimah menyimpan hati terhadap Ali dan tanpa sepengetahuannya Rasulullah mengetahui hal tersebut. Dan dalam suatu rwayat dijelaskan ketika mereka telah menikah, Fatimah berkata kepada Ali “Maafkan aku karna sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali jatuh cinta kepada seorang pemuda.” Tentu saja itu membuat Ali terkejut “kalau begitu mengapa engkau ingin menikah denganku ?” Pertanyaan itu membuat Fatimah tersenyum dan berkata “ Yaa karna pemuda itu adalah dirimu”. (wassalam)