Pemuda Sejati adalah Ali bin Abi Thalib
Posted by Nur Azizah on 20:40 with No comments
![]() |
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan. |
“Mendengar
seseorang yang akan melamar wanita membuat jantungmu berdetak lebih cepat, Apa
itu cinta ?”. Itulah yang dirasakan oleh Ali bin Abi Thalib ketika mendengar
seorang sahabat Nabi yang sangat dekat dengan Rasulullah akan melamar Fatimah
Azzahrah Putri kesayangan Muhammad ibn Abdullah. Dia adalah Khalifah pertama,
lelaki yang iman dan akhlaknya tak perlu di ragukan, siapa lagi kalau bukan Abu
Bakar Ash Siddiq.
Kabar
mengejutkan itu datang bagaikan grenade yang menghancurkan semangat Ali. Bagaimana
tidak, Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang berperan penting dalam
menyerukan agama Allah bahkan jika dibandingkan dengan Ali dia tidak ada
apa-apannya. Ali hanya percaya bahwa Allah telah mengujinya karna merasa ia
telah dibandingkan dengan Abu Bakar. Ketaatan yang di miliki Abu Bakar membuat
Ali kehilangan semangat untuk berjuang, terlebih lagi seperti yang ia ketahui
peran penting Abu Bakar dalam menyebarkan dakwah, para bangsawan yang telah
memeluk islam berkat Abu Bakar, dan banyak budak yang dibebaskan karna
pembelaan Abu Bakar.
Bagaikan
langit dan bumi Ali tidak ada apa-apanya bahka dia hanyalah pemuda yang berasal
dari keluarga yang miskin. “Aku mengutamakan kebahagian Fatimah diatas cintaku”
itulah yang terlintas di benak Ali ketika mendengar berita itu. Cinta memang membutuhkan
pengorbanan termasuk mengorbankan perasaan sendiri, apalagi Abu Bakar adalah sahabatnya, hal itu yang membuat Ali merasa
yakin bahwa Fatimah akan bahagia jika bersama Abu Bakar.
Waktupun
berlalu, Allah kembali menabur bibit harapan kepada Ali, mendengar kabar bahwa
lamaran Abu Bakar ditolak membuat semangat Ali kian berkobar dan senantiasa memantaskan
diri untuk melamar putri baginda Rasulullah. Namun, rupanya ujian yang datang
tak berhenti sampai disitu saja. Setelah lamaran Abu Bakar ditolak datanglah
seorang lelaki yang gagah perkasa, yang memisahkan antara yang haq dan yang
bathil, yang mampu membuat syaitan berlari ketika melihatnya, serta membuat
musuh-musuh Allah bertekuk lutut. Umar bin Khattab.
Ali hanya
bisa kembali berserah diri kepada Allah,
sebab ia tahu Allah selalu memberi yang terbaik untuk hamba-hambanya. Tak lama
setelah Umar melamar, penolakan lamaran kembali terdengar tapi hal itu membuat
Ali bingung sendiri, sebab bagaimana mungkin lamaran kedua sahabat terdekat
Rasulullah ditolak padahal keimanan Abu Bakar dan Umar bin Khattab tidak dapat
diragukan lagi. Atau apa mungkin Rasulullah menunggu seorang pemuda tampan yang
elegan seperti Sa’d ibn Mu’adzkah.
Berbagai
macam hal mulai timbul di pikirkan Ali. Tapi itu tidak menghalangi niat Ali
untuk melamar putri kesayangan Rasulullah. Semangat yang dimiliki kian berkobar
hingga membuat Ali memberanikan diri untuk melamar Fatimah walaupun hanya
bermodalkan satu set baju besi. Karna ia tahu pemuda sejati ialah yang mampu
bertanggung jawab atas cintanya dan siap memikul resiko terhadap pilihannya.
Itu lah Ali bin Abi Thalib.
Takdir Allah
memang tidak pernah kita ketahui. Seorang khalifah pertama umat islam Abu Bakar
dan seorang pemisah antara haq dan bathil Umar bin Khattab tidak mendapatkan
restu dari Rasulullah untuk menikahi putrinya namun pemuda miskin yang
bermodalkan satu set baju besi adalah pilihan Rasulullah untuk menjadikannya
sebagai pendamping hidup Fatimah.
Allah adalah
zat yang Maha Kuasa, ketidak mungkinan bisa menjadi terwujud, apalagi dalam hal
jodoh. Masyaallah ketika Fatimah telah menikah dengan Ali bin Abi Thalib,
rupanya hal yang sama juga dirasakan oleh putri Rasulullah. Diam-diam Fatimah
menyimpan hati terhadap Ali dan tanpa sepengetahuannya Rasulullah mengetahui
hal tersebut. Dan dalam suatu rwayat dijelaskan ketika mereka telah menikah,
Fatimah berkata kepada Ali “Maafkan aku karna sebelum menikah denganmu, aku
pernah satu kali jatuh cinta kepada seorang pemuda.” Tentu saja itu membuat Ali
terkejut “kalau begitu mengapa engkau ingin menikah denganku ?” Pertanyaan itu
membuat Fatimah tersenyum dan berkata “ Yaa karna pemuda itu adalah dirimu”. (wassalam)
Categories: True Love Story
0 comments:
Post a Comment